TIFAPOS.id Temu raya persekutuan pria se-GPI (Gereja Protestan Indonesia) di Kota Jayapura, Papua, merupakan sebuah perhelatan berkala yang mempertemukan anggota dan pimpinan persekutuan pria dari berbagai jemaat di wilayah Papua.
Kegiatan ini diadakan oleh Klasis GPI Papua dari tanggal 20 s.d 23 Juli 2025 sebagai wadah untuk membangun kebersamaan, memperkuat iman, serta memperluas jaringan pelayanan antar jemaat.
Selain itu, pererat tali persaudaraan antar anggota persekutuan pria di lingkungan GPI Papua, pengembangan kepemimpinan gereja melalui pelatihan, seminar, dan diskusi yang relevan dengan tantangan pelayanan masa kini.
Meningkatkan peran serta pria dalam pelayanan gerejawi dan pengabdian sosial di masyarakat, merumuskan program-program pelayanan yang berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan gereja dan kesejahteraan jemaat.
Temu raya yang berlangsung di jemaat GPI Papua Bukit Zaitun Dok VIII Jayapura, Minggu (20/7/2025) diawali ibadah pembukaan bersama.
Adapun tema kegiatan, yaitu “Bertemu untuk bersaksi membangun komitmen demi mempererat persekutuan dan persaudaraan”.
Sementara, subtema “Dengan kegiatan temu Raya Komisi Pelayanan Pria Se-GPI Papua, kita tingkatkan persaudaraan, lepas rindu serta bersekutu, bersaksi dan melayani mewartakan Kristus yang tersalib”.
Ketua Panitia, Jems Kifen Rogert Maay mengatakan, menjadi momentum yang telah lama dinantikan oleh 13 klasis, seperti Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, dan Papua Tengah.
“Jumlah peserta yang terdata sebanyak 122 orang dari 12 klasis luar Jayapura. Klasis Jayapura sebagai tuan rumah tidak dihitung dalam jumlah peserta karena berperan sebagai penyambut dan pelayan,” ujar Maay.
Dia juga mengatakan, acara berlangsung dari tanggal 17 s.d 19 Juli 2025 (penjemputan peserta dari luar daerah), 20 Juli dilangsungkan ibadah pembukaan, technical meeting, dan city tour.
Selain itu, tanggal 21 Juli diadakan lomba tenis meja dan gaplek di jemaat Elim Abepura, 22 Juli seminar pagi di jemaat Anugerah Entrop, dilanjutkan dengan lomba vokal grup 13 klasis di jemaat Elim.
Kemudian, tanggal 23 Juli adalah ibadah penutupan di jemaat Elim, sebelum kepulangan peserta menggunakan kapal laut di sore harinya.
Adapun peserta kegiatan dari pimpinan lembaga dan Sinode, pengurus KOMPEL Sinode GPI Papua, pimpinan klasis dari 12 wilayah, pendeta pendamping.
Serta, utusan dari klasis Asmat, Merauke, Boven Digoel, Fakfak, Teluk Arguni, Teluk Bintuni, Mimika, Sorong Raya, Manokwari Raya, Triton, Tambrauw-Kaimana, dan Klasis Kameran (15 orang hadir dengan kekuatan penuh).

Ketua Klasis GPI Papua Jayapura, Pdt. Jeffri I. Hindom berharap, melalui temu raya ini, muncul sinergi baru dalam pelayanan antar jemaat.
Terjadi pertukaran ide dan solusi menghadapi problematika khusus pria dalam konteks gereja dan masyarakat Papua.
Terwujud komitmen bersama untuk mendukung program pembangunan gereja yang lebih mandiri dan inklusif bagi semua kalangan jemaat.
“Kami percaya, melalui kegiatan temu raya ini, Tuhan akan menanamkan nilai-nilai spiritual yang memperkuat persekutuan kita sebagai pria gereja,” ujar Hindom.
Waket I, Majelis Pekerja Sinode (MPS) GPI Papua, Pendeta Rudi Falirat mengatakan, MPS memiliki tanggung jawab pembinaan terhadap seluruh wadah pelayanan kategorial, termasuk Pelayanan Pria Gereja (PERPRI).
“Tugas kami mencakup pembinaan, pendidikan, pemberdayaan, dan pemerlengkapan seluruh warga gereja di berbagai kelompok usia anak dan remaja (0–16 tahun), pemuda (17–30 tahun), febri dan perwata (31–54 tahun), lansia (55 tahun ke atas),” ujar Rudi.
Karena itu, dilanjutkan Rudi, setiap kegiatan kategorial termasuk temu raya, merupakan bagian integral dari misi gereja dalam menata persekutuan, membangun iman, dan memberdayakan warga untuk pelayanan yang lebih kontekstual dan berdampak.
“Meski kita tersebar di enam provinsi, di berbagai kota, kabupaten, dan desa terpencil, namun melalui kegiatan ini kita disatukan dalam satu tubuh Kristus sebagai pria-pria gereja GPI Papua,” ujar Rudi.
Asisten III Setda Kota Jayapura, Frederick Awarawi, SH., M.Hum mewakili Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, S.H., M.H mengatakan, persekutuan pria gereja memiliki peran strategis, tidak hanya dalam lingkup pelayanan gerejawi, tetapi juga dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Dia juga mengatakan, pria adalah imam dalam rumah tangga, kepala keluarga, sekaligus pilar dalam membangun komunitas yang harmonis dan tangguh.
“Di pundak bapak-bapak sekalian, harapan besar diletakkan untuk menumbuhkan keluarga yang takut akan Tuhan, jemaat yang bertumbuh dalam iman, dan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai kebaikan dan keadilan,” ujar Awarawi.
Dia juga mengatakan, Pemkot Jayapura berharap, melalui kegiatan ini para pria gereja akan semakin diperlengkapi secara rohani, diperkuat secara mental, dan disegarkan secara iman untuk melaksanakan peran masing-masing dengan lebih optimal.
“Pemerintah Kota Jayapura menyambut baik dan memberikan dukungan penuh terhadap setiap inisiatif keagamaan yang membangun moral, mempererat toleransi, dan memperkuat spiritualitas masyarakat,” ujar Awarawi.
(lrh)






