Mahasiswa mata kuliah Hukum dan Regulasi Bisnis Jurusan Akuntansi FEB Uncen. (TIFAPOS.id/Istimewa)
Oleh: Nur Hidayah, Ishak Semuel Karma, Agnes Ratu Tehresia Tail, Junita Margaretha Pattiheuwean, Oriana Matuan.
TIFAPOS.id – Hutan mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.
Selain berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi pantai dari abrasi, hutan ini
juga menjadi habitat bagi berbagai jenis biota laut.
Masyarakat setempat, khususnya di Desa
Enggros, Jayapura, telah memanfaatkan sumber daya mangrove selama enam generasi.
Para perempuan di desa ini mengandalkan hutan mangrove untuk mencari kerang, ikan, serta kayu bakar, menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Lebih dari sekadar sumber penghidupan, hutan ini juga memiliki nilai budaya yang mendalam, bahkan dikenal sebagai “hutan perempuan,” tempat para perempuan berkumpul dan berbagi cerita sejak tahun 2016.
Namun, perkembangan kota dan pencemaran lingkungan semakin mengancam keberlangsungan hutan mangrove. Menurunnya populasi ikan dan kerang menjadi tanda bahwa ekosistem ini mulai terganggu.
Untuk menjaga kelestarian lingkungan dan warisan budaya mereka, perempuan di Jayapura kini berperan aktif dalam berbagai kegiatan konservasi, seperti pembibitan dan penanaman kembali mangrove.
Tak hanya itu, mereka juga mengolah hasil
mangrove menjadi berbagai produk, seperti sirup dan obat tradisional, yang tidak hanya
bernilai ekonomi tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem mangrove.
Manfaat Sirup dan Obat Tradisional Mangrove untuk Kesehatan
Selain hasil lautnya, bagian lain dari mangrove seperti buah, kayu, dan lumpurnya juga
dapat dimanfaatkan.
Sirup yang dihasilkan dari buah mangrove kaya akan vitamin A, yang baik bagi kesehatan tubuh dan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.
Kandungan asam alami dalam buah ini juga mampu menghambat penyerapan gula, sehingga cocok untuk dikonsumsi oleh mereka yang menjalani diet.
Dengan rasa manis bercampur sedikit asam, sirup ini tidak hanya menyegarkan tetapi juga menyehatkan. Selain sirup, mangrove juga dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional.
Kayunya yang sudah kering sering dibakar, dan asapnya digunakan oleh perempuan setelah melahirkan untuk membantu mempercepat pemulihan tubuh.
Sementara itu, lumpur mangrove yang
memiliki sifat penyembuhan alami sering dijadikan lulur untuk mengobati luka bakar dan luka kecil lainnya.
Peran Ibu Petronela Merauje dalam Pemanfaatan Mangrove
Salah satu tokoh yang aktif dalam pemanfaatan mangrove di Jayapura adalah Ibu Petronela Merauje. Ia berupaya mengedukasi masyarakat tentang berbagai manfaat mangrove, baik dari sisi kesehatan, lingkungan, maupun ekonomi.
Menurutnya, mangrove bukan hanya
sekadar pelindung pantai dari abrasi, tetapi juga menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar.
Dengan mengolah hasil mangrove menjadi berbagai produk bernilai jual, masyarakat
dapat memperoleh manfaat ekonomi sekaligus berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Apakah Masyarakat Bisa Terlibat dalam Produksi dan Penjualan?
Masyarakat memiliki peluang untuk turut serta dalam produksi dan penjualan produk
berbasis mangrove, seperti sirup dan es krim.
Namun, keterbatasan fasilitas produksi masih menjadi kendala dalam memperluas distribusi produk ini.
Meski begitu, keterlibatan masyarakat dalam pengolahan hasil mangrove telah memberikan dampak positif, terutama bagi perempuan yang menggantungkan hidup mereka pada sumber daya hutan mangrove.
Keamanan Produk: Apakah Aman Dikonsumsi dan Sudah Memiliki Izin?
Produk olahan mangrove seperti sirup dan es krim telah memperoleh izin resmi dari
PRT, yang menjamin bahwa produk ini aman untuk dikonsumsi.
Proses produksinya dilakukan secara mandiri di rumah produksi dengan tetap mengutamakan standar kualitas dan keamanan pangan.
Dampak Pemanfaatan Mangrove terhadap Lingkungan
Salah satu kekhawatiran utama dalam pemanfaatan mangrove adalah dampaknya terhadap lingkungan.
Namun, masyarakat di Jayapura memastikan bahwa pemanfaatan mangrove dilakukan secara berkelanjutan.
Buah mangrove diolah menjadi sirup tanpa merusak pohon, sementara kayu yang digunakan dalam pengobatan tradisional diambil dari pohon yang sudah mati, bukan dari yang masih hidup.
Bahkan, ampas buah mangrove tidak dibuang begitu saja, melainkan diolah menjadi tepung agar tetap bermanfaat.
Selain mengolah hasil hutan, masyarakat juga aktif dalam kegiatan konservasi. Mereka
melakukan pembibitan dan penanaman kembali mangrove untuk memastikan hutan ini tetap lestari bagi generasi mendatang.
Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan mangrove dapat berjalan seiring dengan upaya pelestarian lingkungan.
Kesimpulan
Pemanfaatan mangrove di Jayapura membawa banyak manfaat, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi.
Produk seperti sirup dan obat tradisional berbasis mangrove menjadi inovasi yang tidak hanya bernilai jual tetapi juga mendukung kelangsungan ekosistem hutan mangrove.
Peran perempuan dalam mengembangkan produk ini juga menjadi bukti bahwa pelestarian alam dapat berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Namun, tantangan dari urbanisasi dan pencemaran lingkungan masih menjadi ancaman besar.
Oleh karena itu, upaya konservasi dan pemanfaatan mangrove harus terus dilakukan secara seimbang agar ekosistem ini tetap lestari dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
Saran untuk Pengembangan Pemanfaatan Mangrove
Agar manfaat mangrove semakin luas dan berkelanjutan, diperlukan dukungan dari berbagai pihak. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain
Pelatihan dan Edukasi
Masyarakat perlu diberikan pelatihan tentang cara mengolah produk berbasis mangrove
agar kualitasnya semakin baik dan dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Penyediaan Fasilitas Produksi
Bantuan dari pemerintah dan organisasi lingkungan sangat diperlukan untuk
menyediakan fasilitas produksi yang lebih modern agar produksi dapat meningkat dan
distribusi bisa diperluas.
Pemasaran dan Distribusi
Perlu strategi pemasaran yang lebih efektif, seperti memanfaatkan media sosial dan
menjalin kerja sama dengan toko-toko lokal, agar produk berbasis mangrove lebih dikenal dan diminati masyarakat luas.
Pelestarian Mangrove
Upaya konservasi harus terus berjalan. Program penanaman kembali mangrove yang telah dilakukan oleh perempuan di Enggros perlu mendapatkan dukungan lebih besar agar hutan mangrove tetap terjaga.
Dengan keseimbangan antara pemanfaatan dan konservasi, hutan mangrove di Jayapura
tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat, tetapi juga tetap menjadi bagian penting dari budaya dan ekosistem Papua.
(Penulis adalah mahasiswa mata kuliah Hukum dan Regulasi Bisnis Jurusan Akuntansi FEB Uncen)






