Home / Ragam Berita / Simulasi mitigasi dan kesiapsiagaan tenggelam: Langkah strategis lindungi warga pesisir Kota Jayapura

Simulasi mitigasi dan kesiapsiagaan tenggelam: Langkah strategis lindungi warga pesisir Kota Jayapura

Peserta pelatihan mitigasi dan kesiapsiagaan kondisi membahayakan manusia orang tenggelam mengikuti simulasi. (TIFAPOS/La Ramah)

 

Ringkasan Berita

• Pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap ancaman yang mengancam keselamatan manusia.

• Ancaman tenggelam menjadi fokus utama karena sering terjadi dan berpotensi fatal.

• Mengurangi risiko dan meningkatkan respons terhadap situasi darurat tenggelam.

 

KESADARAN akan pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi kondisi membahayakan yang dapat mengancam keselamatan manusia semakin meningkat.

Salah satu ancaman yang sering terjadi dan berpotensi fatal adalah tenggelam. Untuk itu, simulasi mitigasi dan kesiapsiagaan bagi warga sangat krusial dalam mengurangi risiko dan meningkatkan kemampuan respons terhadap situasi darurat tersebut.

Simulasi ini menjadi agenda penting yang diselenggarakan khususnya Pemerintah Kota Jayapura melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerja sama dengan BMKG Wilayah V Jayapura dan Basarnas Kelas A Jayapura.

Sebanyak 53 orang termasuk pemilik kafe/restoran dan pengelola tempat wisata di sepanjang pesisir Pantai Base G dan Pantai Holtekamp di Pantai Cemara Paalong Beach, Kota Jayapura, Papua, Kamis, 9 Oktober 2025.

Antusiasme peserta terlihat tinggi saat simulasi setelah mengikuti sosialisasi dan pelatihan sehari sebelumnya di Gedung Serbaguna Kantor Kampung Holtekamp. Peserta dibagi dalam lima kelompok untuk praktik langsung dengan bimbingan instruktur berpengalaman.

“Kegiatan ini sangat positif sebagai bagian dari edukasi keselamatan, khususnya bagi kelompok rentan seperti pelajar dan masyarakat yang tinggal di daerah rawan terutama pesisir pantai,” ujar salah satu peserta dari Kampung Enggros, Elcel Maygoda.

Instruktur Basarnas Kelas A Jayapura Heri Kurniawan mengatakan, peserta simulasi mendapatkan pemahaman tentang faktor penyebab kecelakaan tenggelam, seperti arus deras, kedalaman air, perubahan cuaca mendadak, dan ketidaktahuan terhadap kondisi lingkungan sekitar.

Selain itu, teknik mitigasi risiko, meliputi cara memastikan area perairan aman dan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai seperti pelampung.

Serta keterampilan pertolongan pertama yang dapat menyelamatkan nyawa korban tenggelam, termasuk teknik resusitasi jantung paru (RJP) dan cara mengangkat korban dari air dengan aman.

Termasuk teknik penggunaan pelampung sebagai alat pengaman, cara berenang membawa korban tenggelam, serta prosedur evakuasi dan pertolongan pertama seperti pengecekan napas, dan detak jantung.

“Simulasi ini menitikberatkan pada kesiapsiagaan peserta pelatihan untuk melakukan evakuasi dan koordinasi cepat dengan petugas penyelamat apabila terjadi kecelakaan,” ujar Heri.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kota Jayapura, Agustinus Ondi, S.Hut., M.Si mewakili Plt. Kepala BPBD Kota Jayapura, Gerardus Ikanubun, S.Pi., M.Si mengatakan, pelatihan mitigasi dan kesiapsiagaan termasuk simulasi menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya pengurangan risiko bencana.

Diharapkan memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam mengenali bahaya di lingkungan perairan serta langkah-langkah yang harus ditempuh saat menghadapi situasi darurat, terutama orang yang mengalami tenggelam.

Pengetahuan tentang cara berkomunikasi efektif dan melaporkan kondisi darurat kepada pihak berwenang juga menjadi salah satu fokus penting agar respons penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

Sehingga keterlibatan aktif peserta dalam simulasi ini membuka peluang besar untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan yang lebih rawan mengalami kecelakaan tenggelam.

Kesadaran kolektif ini juga mendukung terciptanya budaya pencegahan yang berkelanjutan, sehingga lebih adaptif dan responsif di wilayahnya mereka dan kebutuhan warga.

“Simulasi mitigasi dan kesiapsiagaan kondisi membahayakan orang tenggelam bukan hanya soal menyelamatkan nyawa, tetapi juga menumbuhkan sikap proaktif dan solidaritas masyarakat untuk menjaga keselamatan bersama,” ujar Ondi.

 

(ldr)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *