Home / Ragam Berita / Sepekan pelaksanaan Sekolah Kampung di Kota Jayapura, telah diajarkan 200 kosa kata baru

Sepekan pelaksanaan Sekolah Kampung di Kota Jayapura, telah diajarkan 200 kosa kata baru

TIFAPOS.id Selama sepakan atau satu minggu pelaksanaan Sekolah Kampung di Kota Jayapura, Papua, peserta didiknya telah diajarkan 200 kosa kata baru.

Pelaksanaan Sekolah Kampung dimulai dari tanggal 7 s.d 12 Juli 2025. Kosa kata baru tersebut dari Kampung Kayu Batu dan Kampung Tahima Soroma Kayo Pulau.

Sekolah ini menyasar anak-anak dari usia 10 s.d 15 tahun. Fasilitas pembelajaran seperti budaya, permainan, dan nilai-nilai lokal Port Numbay melalui pendekatan praktik dan peran aktif.

Contohnya, anak-anak belajar bahasa Kayu Batu dan Kayo Pulau, bermain peran dalam upacara adat, mengenal nama-nama benda sakral, memahami struktur sosial dalam upacara adat.

Selain itu, menghafal ucapan dan mantra, meresapi prosesi adat dari awal hingga akhir, permainan tradisional, kuliner, teknologi, religi, dan lainnya.

Untuk Tahun Pengajaran 2025/2026, Sekolah Kampung akan berlangsung di Kampung Kayu Batu dan Kampung Tahima Soroma Kayo Pulau, dengan jumlah peserta didik sebanyak 15 orang (8 orang dari dari Kayu Batu dan 7 orang Kayo Pulau), dan jumlah guru 6 orang, yang akan berlangsung selama 24 pertemuan sampai selesai.

Proses belajar mengajar di Sekolah Kampung di Kampung Tahima Soroma Kayo Pulau. (TIFAPOS/Istimewa)

Sekolah kampung adalah implementasi Perda Pemajuan Kebudayaan Kota Jayapura Nomor 15 Tahun 2022, salah satunya salam rangka pelestarian bahasa dan kebudayaan.

Sekolah Kampung adalah sebuah konsep pendidikan berbasis masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kapasitas masyarakat, khususnya di kampung atau komunitas adat.

Berbeda dengan sekolah formal, Sekolah Kampung di Kota Jayapura tidak memiliki gedung khusus, guru tetap, atau kurikulum baku, dan pembelajarannya berlangsung menggunakan ruang kantor kampung.

Sekolah Kampung menjadi wadah untuk transfer pengetahuan dan kearifan lokal, menggabungkan ilmu tradisional dengan pendekatan modern, serta memperkuat identitas dan budaya komunitas.

Selain sebagai pusat pembelajaran, sekolah ini berperan dalam mengembangkan potensi ekonomi lokal melalui kegiatan produksi, seperti kerajinan, pertanian organik, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Sekolah Kampung menekankan pentingnya ruang yang ramah untuk semua termasuk pemuda, perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok terpinggirkan agar mereka dapat belajar, berkreasi, dan berkembang tanpa diskriminasi.

Program dan kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan, potensi sosial, budaya, dan geografis komunitas masing-masing sehingga tetap relevan dan berdampak nyata.

Sekolah Kampung sebagai bentuk perhatian Pemerintah Kota Jayapura khusus terhadap pelestarian budaya masyarakat adat melalui jalur pendidikan yang kontekstual, bermakna, dan berbasis komunitas.

Tujuannya untuk peningkatkan kesadaran dan kapasitas masyarakat dalam mengelola dan mengembangkan potensi lokal.

Selain itu, perluasan akses pendidikan inklusif bagi semua lapisan masyarakat tanpa terkendala formalitas, pemberdayaan masyarakat agar menjadi pelaku utama dalam perubahan sosial dan pembangunan berkelanjutan di lingkungannya.

“Di sinilah letak kekuatan sekolah kampung, anak-anak belajar bahasa sambil praktik. Fasilitatornya dari masyarakat adat. Sumber dana dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura serta APBKam,” ujar Yoku.

Proses belajar mengajar di Sekolah Kampung di Kampung Kayu Batu. (TIFAPOS/Istimewa)

Ke depannya, lanjut Yoku, Sekolah Kampung akan dikembangkan ke kampung lainnya seiring penyusunan paduan kurikulum dan metode yang sesuai dengan konteks setiap kampung.

Kesempatan tersebut, Disdikbud Kota Jayapura mengharapkan Sekolah Kampung dapat meningkatkan semangat belajar anak-anak di kampung melalui program-program pembelajaran yang menarik.

Selain itu, dukungan penuh dari masyarakat adat karena perannya sangat penting dalam melestarikan nilai-nilai budaya, tradisi, dan kearifan lokal yang menjadi identitas masyarakat tersebut.

Pasalnya, Sekolah Kampung berfungsi sebagai sarana pendidikan yang mengajarkan pengetahuan leluhur, memperkuat jati diri, dan menjaga keberlanjutan budaya serta lingkungan hidup masyarakat adat.

Dukungan masyarakat adat sangat dibutuhkan agar sekolah kampung dapat berjalan efektif dan menjadi tempat pembelajaran yang kontekstual dengan kebutuhan dan budaya lokal.

Hal ini juga membantu generasi muda untuk tetap mencintai dan menjaga kampung halamannya, serta mencegah kepunahan pengetahuan tradisional di tengah arus globalisasi.

“Sekolah Kampung adalah kunci untuk mempertahankan dan mengembangkan pendidikan yang berakar pada budaya lokal, memperkuat karakter generasi muda, dan menjaga keberlanjutan kehidupan masyarakat adat itu sendiri,” ujar Hanuebi.

Dia juga mengharapkan, sebagai generasi Port Numbay, mereka menjadi pandu bahasanya masing-masing.

Yoku menambahkan, Disdikbud Kota Jayapura memiliki tugas sebagai penyedia pakaian seragam, tas, makan, dan transportasi.

Sementara, pembiayaan guru, SK pengangkatan menggunakan APBKam termasuk honor dan kesejahteraan guru tanggung jawabnya pemerintah kampung.

Sebelumnya, Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, S.H., M.H, mengatakan, Sekolah Kampung untuk menciptakan lingkungan kampung yang kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak.

Dia juga mengatakan, Sekolah Kampung menekankan pentingnya pendidikan tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungan tempat tinggal (kampung).

“Tujuan utama Sekolah Kampung untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membangun karakter serta kesadaran generasi muda di kampung melalui pendidikan yang terintegrasi dengan lingkungan sekitar,” ujar wali kota.

Misalnya, lanjut wali kota, Sekolah Kampung memberikan penyadaran kepada generasi muda tentang pentingnya mengetahui adatnya, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam melestarikan budayanya di era globalisasi.

Selain itu, membudayakan literasi untuk mendukung pembangunan kota yang berpendidikan, sehat, sejahtera, dan berbudaya, serta memotivasi masyarakat untuk menciptakan budaya belajar di keluarga, sekolah, dan masyarakat.

“Sekolah Kampung diarahkan untuk membentuk generasi muda yang berkarakter, bertanggung jawab, berpengetahuan, dan siap berkontribusi dalam pembangunan daerah melalui pendidikan yang menyentuh aspek sosial dan budaya di lingkungan kampung atau komunitas mereka,” ujar wali kota.

Plt Sekda Kota Jayapura, Evert Nicolas Merauje, S.Sos., M.Si didampingi Kabid Kebudayaan Disdikbud Kota Jayapura, Grace L. Yoku, S.Pd., M.Pd bersama guru dan siswa di Sekolah Kampung. (TIFAPOS/Istimewa)

Dia juga mengatakan, Sekolah Kampung melibatkan pemberdayaan lingkungan kampung untuk mendukung pendidikan anak-anak secara menyeluruh, baik dari segi karakter maupun akademik, dengan peran aktif masyarakat adat dan pemerintah setempat.

Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan yang relevan dan kontekstual, sehingga siswa dapat lebih memahami pelajaran dengan mengaitkannya pada lingkungan sekitar dan kehidupan nyata mereka, yang berujung pada peningkatan prestasi belajar.

Penguatan komunitas dan rasa kebersamaan, karena sekolah menjadi pusat kegiatan yang mempererat hubungan antarwarga dan menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap pendidikan di kampung.

Pengembangan keterampilan sosial dan tanggung jawab sosial bagi siswa melalui interaksi langsung dengan masyarakat, yang juga memberi manfaat bagi komunitas melalui partisipasi dalam proyek pembangunan dan kegiatan sosial.

Pelestarian budaya dan kearifan lokal, yang membantu menjaga identitas dan tradisi desa sekaligus mendukung pendidikan berbasis budaya setempat.

Serta, peningkatan motivasi dan semangat belajar anak-anak, yang berdampak pada peningkatan jumlah siswa dan prestasi akademik di desa tersebut.

“Sekolah Kampung diharapkan menjadi sarana pendidikan yang tidak hanya mengembangkan kemampuan akademik, tetapi juga memperkuat sosial budaya dan ekonomi masyarakat lokal secara berkelanjutan,” ujar wali kota.

Wali kota berharap, kepala kampung dan pemerintahan kampung meningkatkan inovasi dalam pengelolaan sekolah agar anak-anak nyaman belajar dan memiliki karakter yang baik.

Dia juga menginginkan Sekolah Kampung yang mampu membuka potensi anak secara menyeluruh, tidak hanya akademik tetapi juga seni dan olahraga, dengan pendekatan yang manusiawi dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

“Jadi, saya berharap agar Sekolah Kampung tersebut inovatif, mampu mengembangkan potensi lokal dan anak didiknya, serta berperan dalam peningkatan kualitas hidup, melestarikan budaya, dan adat masyarakat kampung,” ujar wali kota.

 

(lrh)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *