Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Jayapura menggelar rapat koordinasi pendampingan aplikasi Srikandi di ruang rapat Sekda Kota Jayapura. (TIFAPOS/La Ramah)
TIFAPOS.id  Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Jayapura menggelar rapat koordinasi pendampingan aplikasi Srikandi (Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi).
Pendampingan dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 8 s.d 9 Mei 2025 untuk percepatan implementasi SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) di bidang kearsipan.
Rapat ini dihadiri oleh staf dari berbagai OPD (organisasi perangkat daerah) di lingkungan Pemerintah Kota Jayapura, membahas strategi, pengalaman, serta rencana aksi pengelolaan arsip dan penggunaan aplikasi Srikandi secara efektif.
Selain itu, rakor bertujuan meningkatkan kompetensi SDM (sumber daya manusia) dan komitmen pimpinan daerah dalam pengelolaan arsip dinamis dan inaktif melalui aplikasi ini.
Pendampingan dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan kelancaran penggunaan aplikasi Srikandi sesuai arahan dan kebutuhan masing-masing.
“Pendampingan akan dilakukan di enam OPD. Tahun lalu kami juga mendampingi enam OPD. Aplikasi Srikandi akan di launching setelah semua OPD menggunakan secara maksimal,” ujar Kepala Seksi Pengembangan Informasi Kearsipan Bidang Arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Jayapura, Herry R. Gedi, S.Sos., M.Si di Kantor Wali Kota Jayapura, Rabu (7/5/2025).

Ia juga mengatakan, aplikasi Srikandi adalah Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia untuk mendukung pengelolaan arsip dan tata kelola pemerintahan berbasis elektronik secara efisien, aman, dan transparan.
Aplikasi ini memfasilitasi proses pembuatan, verifikasi, klasifikasi, dan pemusnahan arsip secara digital, serta memungkinkan pengiriman dan disposisi surat secara elektronik antar instansi pusat dan daerah.
Selain itu, Srikandi bertujuan mewujudkan pemerintahan yang bersih, efektif, dan akuntabel dengan mengintegrasikan pengelolaan arsip dinamis (arsip aktif dan inaktif) dari berbagai perangkat daerah hingga pemerintah pusat, sekaligus mendukung program paperless dan kemudahan akses melalui perangkat mobile.
Aplikasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Kementerian Kominfo, Kementerian PANRB, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
“Srikandi adalah aplikasi kearsipan digital terintegrasi yang mempermudah pengelolaan arsip pemerintah secara modern dan terstandarisasi,” ujar Gedi.
Ia juga mengatakan, percepatan implementasi SPBE di bidang kearsipan dilakukan melalui pengembangan dan penerapan aplikasi kearsipan digital yang terintegrasi, seperti aplikasi Srikandi.
Sistem ini bertujuan mengelola dokumen dan arsip pemerintah secara elektronik dengan standar keamanan dan penyimpanan terintegrasi, sehingga memudahkan akses dan kolaborasi antar instansi pemerintah pusat dan daerah.
Dengan implementasi SPBE bidang kearsipan ini, pemerintah diharapkan dapat mewujudkan birokrasi yang lebih transparan, akuntabel, efektif, dan efisien, serta memperkuat memori kolektif bangsa melalui pengelolaan arsip yang modern dan terintegrasi.
Kesempatan tersebut, dijelaskan Gedi, aplikasi Srikandi mempercepat akses arsip dinamis hingga 50% lebih cepat dibandingkan pencarian manual, berkat sistem indeks digital yang memudahkan pencarian dokumen.
Kebutuhan ruang penyimpanan fisik dan biaya operasional seperti kertas dan tinta dapat dikurangi, karena arsip disimpan secara elektronik di server.
Kolaborasi antar-OPD dengan akses arsip yang terintegrasi, sehingga memperlancar koordinasi dan kerja lintas unit. Mengotomatisasi proses pengelolaan arsip sehingga mengurangi beban tugas administratif berulang, meningkatkan produktivitas pegawai.
Keamanan dan kerahasiaan data arsip dengan fitur kontrol akses yang hanya memperbolehkan pihak berwenang mengakses dokumen tertentu dapat terjamin. Mendukung kepatuhan terhadap standar kearsipan nasional dan pelestarian arsip digital yang lebih tahan lama.
Fitur tanda tangan elektronik dan klasifikasi arsip yang mempermudah administrasi surat menyurat dan pengelolaan arsip permanen atau musnah, sehingga Srikandi menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien, produktif, dan transparan dalam pengelolaan arsip pemerintah.

Kepala Bidang Kearsipan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Jayapura Ana Sabami, S.H, mengatakan proses integrasi aplikasi Srikandi dengan sistem kearsipan yang ada dilakukan dengan menggabungkan pengelolaan arsip dinamis secara instansional berbasis digital, melalui aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) dengan pengelolaan arsip secara nasional di kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
Ia juga mengatakan, integrasi ini menciptakan sistem kearsipan yang terpusat dan terhubung dalam satu jaringan dari tingkat pemerintahan daerah hingga pusat, sehingga mempermudah dan mempercepat pengelolaan arsip dan surat menyurat antar instansi.
Implementasi integrasi ini melibatkan kolaborasi antara beberapa lembaga, seperti Kementerian PANRB sebagai regulator, Kementerian Kominfo sebagai pengembang aplikasi dan penyedia infrastruktur TIK, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai pengaman aplikasi, serta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai penyusun proses bisnis dan data/informasi pengelolaan arsip dinamis.
Selain itu, integrasi Srikandi juga didukung oleh pelatihan dan sosialisasi kepada aparatur sipil negara di berbagai daerah agar perubahan mindset pengguna dapat tercapai demi keberhasilan implementasi aplikasi ini.
“Dengan integrasi ini, proses pengelolaan arsip menjadi lebih efisien, transparan, dan akuntabel sesuai dengan tujuan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE),” ujar Sabami.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Jayapura, Septinus Ireeuw, S.Sos, mengatakan aplikasi Srikandi memastikan data arsip tetap otentik dan tidak dapat diubah secara tidak sah.
Ia juga mengatakan, fitur verifikasi dan penandatanganan elektronik pada naskah arsip sebelum dikirim, yang menjaga keaslian dan keutuhan dokumen sehingga penerima dapat mempercayai keabsahan arsip tersebut.
Pengelolaan akses yang ketat, hanya memberikan hak akses kepada pihak yang berwenang sehingga mencegah perubahan atau manipulasi data oleh pihak tidak sah.
Pemeliharaan arsip secara digital yang menjaga arsip tetap autentik, utuh, dan terpercaya selama siklus hidupnya, termasuk pengawasan dan audit keamanan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Selain itu, implementasi standar keamanan teknis, seperti kode derajat keamanan dan notifikasi pengiriman naskah, yang berfungsi sebagai langkah kehati-hatian dalam pengelolaan arsip vital.
Audit dan pengawasan berkelanjutan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk memastikan integritas dan keaslian arsip dalam sistem kearsipan elektronik.
“Kombinasi fitur teknis, kontrol akses, dan pengawasan ini, aplikasi Srikandi menjaga integritas dan otentisitas arsip sehingga data tidak dapat diubah secara tidak sah,” ujar Ireeuw.






