Staf Ahli Gubernur Bidang Pengembangan Masyarakat & Budaya, Matias B. Mano, S.Par.,M.KP mewakili Pj. Gubernur Papua, Dr. Drs. A. Fatoni, M.Si membuka kegiatan konvokasi kenabian rohani antara RI-PNG. (TIFAPOS/Istimewa)
Ringkasan Berita
• Papua memiliki kedekatan budaya dan spiritual yang kuat dengan masyarakat PNG.
• Ruang lingkup kerja sama mencakup pertukaran informasi dan pengalaman pelayanan gereja.
• Pemprov Papua memandang kerja sama ini berkontribusi positif terhadap pembangunan sosial budaya.
PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Papua menyambut baik terjalinnya kerja sama di bidang gereja antara Republik Indonesia (RI) dan Papua Nugini (PNG).
Kerja sama yang berlangsung pada Jumat, 3 Oktober 2025 ini dianggap strategis untuk memperkuat hubungan antarnegara di kawasan perbatasan sekaligus mendukung penguatan kehidupan beragama di wilayah Papua.
Staf Ahli Gubernur Bidang Pengembangan Masyarakat & Budaya, Matias B. Mano, S.Par.,M.KP mewakili Pj. Gubernur Papua, Dr. Drs. A. Fatoni, M.Si dalam kesempatan menanggapi kabar kerja sama tersebut menegaskan bahwa Papua sebagai provinsi yang berbatasan langsung dengan PNG memiliki kedekatan budaya dan spiritual yang kuat dengan masyarakat di sana.
“Kerja sama di bidang gereja ini tidak hanya membangun jembatan lintas batas, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antarumat beragama dan masyarakat di kedua negara,” ujar staf ahli dalam rilisnya di Jayapura, Senin, 6 Oktober 2025.
Kerja sama ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pertukaran informasi dan pengalaman tentang pelayanan gereja, pelatihan bersama bagi pemimpin dan tenaga pendukung gereja, hingga fasilitasi kegiatan sosial kemasyarakatan yang diprakarsai oleh institusi gereja di kedua wilayah.
Melalui sinergi ini, diharapkan kualitas pelayanan gereja di Papua maupun PNG dapat meningkat, sekaligus menjadi sarana penting dalam menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama.
Bukan hanya itu, Pemprov Papua juga menilai kerja sama ini memiliki potensi positif dalam mendukung pembangunan sosial dan budaya, terutama di kawasan perbatasan yang rentan terhadap berbagai tantangan.
Gereja sebagai institusi keagamaan memiliki peran strategis dalam membina kehidupan masyarakat yang harmonis dan berdaya saing.
Selain itu, Pemprov Papua siap mendukung program-program yang menjadi bagian dari kerja sama ini, termasuk memberikan fasilitas dan kemudahan akses bagi kegiatan lintas negara yang berkaitan dengan pelayanan dan pengembangan gereja.
“Kami berharap dengan kerja sama ini akan semakin banyak kegiatan positif yang dilaksanakan bersama untuk kebaikan masyarakat di kedua sisi perbatasan,” ujar staf ahli.
Kerja sama ini juga mendapat respons positif dari masyarakat dan tokoh agama di Papua. Mereka melihat bahwa hubungan yang lebih kuat antara gereja di RI dan PNG akan memperkaya kehidupan spiritual dan sosial sekaligus memperkokoh perdamaian dan stabilitas di kawasan perbatasan.
Pemprov Papua menegaskan komitmennya untuk terus membuka ruang dialog dan kolaborasi antar pihak-pihak terkait demi mewujudkan kerja sama gereja yang berkelanjutan dan memberi manfaat luas bagi masyarakat.
Kerja sama lintas negara seperti ini menjadi contoh penting bagaimana agama dapat menjadi jembatan dalam mempererat hubungan diplomatik dan sosial antarnegara tetangga.
Dukungan ini diharapkan hubungan Indonesia dan Papua Nugini di sektor keagamaan semakin harmonis dan berkontribusi pada pembangunan bersama di kawasan perbatasan.
(ldr)






