Home / Ragam Berita / Pembangunan jalan naik ke situs Gunung Srobu disambut baik Pemkot Jayapura

Pembangunan jalan naik ke situs Gunung Srobu disambut baik Pemkot Jayapura

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Grace L. Yoku, S.Pd., M.Pd. (TIFAPOS.id/La Ramah)

TIFAPOS.id – Pembangunan jalan akses ke situs Gunung Srobu di Kota Jayapura disambut baik oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Grace L. Yoku, S.Pd., M.Pd, terkait pengerjaan jalan naik yang dilakukan Dinas Pariwisata Provinsi Papua.

Yoku menegaskan komitmen pemerintah untuk melestarikan situs megalitik ini sebagai cagar budaya dan meningkatkan potensi wisata di daerah tersebut.

Situs Gunung Srobu telah ada sejak sekitar 1.740 tahun lalu, merupakan tempat yang menyimpan sejarah dan budaya penting, termasuk bukti adanya aktivitas manusia pada masa prasejarah.

Pemkot Jayapura berencana mengeluarkan Peraturan Daerah untuk melindungi situs ini dan menjadikannya sebagai kawasan edukasi dan wisata budaya.

“Dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan dan fasilitas wisata, diharapkan masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat ekonomi dan pendidikan dari keberadaan situs,” ujar Yoku di Kantor Wali Kota Jayapura, Senin (17/3/2025).

Kesempatan tersebut, dikatakan Yoku, pembangunan infrastruktur di Gunung Srobu dapat menghadapi beberapa tantangan utama, seperti kondisi geografis yang ekstrem.

Selain itu, akses ke lokasi hanya dapat dilalui jalur laut sehingga menghambat pengiriman peralatan dan bahan bangunan, memperlambat proses konstruksi dan meningkatkan biaya.

Beberapa area di sekitar Gunung Srobu mungkin belum sepenuhnya aman, menambah risiko bagi pekerja dan memperlambat pembangunan.

“Menghadapi tantangan ini memerlukan pendekatan yang melibatkan kearifan lokal dan kolaborasi dengan masyarakat setempat untuk memastikan keberhasilan pembangunan infrastruktur,” ujar Yoku.

Gunung Srobu ditemukan sejak 2014 adalah cagar budaya di Kota Jayapura. Di sana lahirnya multikulturalisme, kehidupan bergotong royong, sifat menerima kelompok baru ketika terjadi akulturasi.

Situs ini seluas dua hektar berdiri megah di Teluk Youtefa, dengan ketinggian antara dua meter hingga 98 meter di atas permukaan air laut, yang dikelilingi Kampung Nafri, Kampung Enggros, dan Kampung Tobati.

Gunung Srobu menyajikan peninggalan budaya bercorak megalitik untuk kawasan wilayah Pasifik dianggap sangat lengkap dan komplit untuk memberikan gambaran sejarah peradaban manusia.

Di sana bisa melihat sejumlah struktur megalitik yang berkaitan dengan aktivitas pemujaan atau penguburan, tumpukan kerang yang sudah hampir mendominasi situs, seperti dolmen.

Selain itu, menhir, arca, besi, cangkang moluska, gigi manusia, gigi binatang, tulang, fragmen gerabah, dan memiliki peralatan batu yang sangat bervariasi.

Selama 450 tahun atau sejak tahun 1730 (masyarakat) tinggal di situ (Gunung Srobu) atau pada abad ke-4, yang saat itu masa peralihan dari prasejarah akhir ke masa sejarah.

“Akses jalan naik dari dermaga ke situs akan dikerjakan pada Mei 2025. Belum terbuka untuk umum karena masih dalam tahap penataan,” ujar Yoku.

Yoku berharap akses jalan tersebut secepatnya rampung dalam dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana pendidikan maupun wisata.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *