Home / Ragam Berita / Musrenbang 2026: Distrik Abepura fokus penanganan banjir

Musrenbang 2026: Distrik Abepura fokus penanganan banjir

Banjir merendam kompleks Pasar Youtefa, Distrik Abepura, Kota Jayapura pada 2019. (ANTARA/Gusti Tanati)

TIFAPOS.id – Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) 2026 di Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua, fokus pada penanganan banjir.

Wilayah setempat fokus pada penanganan banjir karena menyebabkan aktivitas masyarakatnya menjadi lumpuh, termaksud penyebab sampah.

Selain itu, banjir memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi lokal, yang dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti kerusakan material yang besar, termasuk rumah, kendaraan, dan infrastruktur.

Serta, sektor ritel dan perdagangan juga mengalami kerugian yang signifikan akibat terganggunya distribusi barang dan pasokan.

Banjir dapat menyebabkan kenaikan harga barang, terutama pangan, yang berkontribusi pada inflasi. Gangguan pasokan bahan pokok akibat banjir sering kali membuat harga barang melonjak.

Banjir juga menghambat aktivitas produksi dan distribusi. Banyak pekerja yang tidak dapat beroperasi karena akses jalan terendam, sehingga mengurangi produktivitas secara keseluruhan.

Pemerintah distrik mulai beralih dari responsif menjadi preventif dengan pendekatan manajemen risiko bencana, termasuk identifikasi masalah dan pengembangan strategi jangka panjang untuk mencegah banjir di masa depan

Musrenbang yang berlangsung di aula Kantor Distrik Abepura pada 5 Maret 2025, menyebutkan usulan seperti perbaikan drainase dan normalisasi kali untuk mengatasi masalah banjir di wilayah tersebut.

Pemerintah distrik mengoordinasikan tim untuk penanganan banjir melalui berbagai langkah strategis yang melibatkan banyak lembaga dan instansi.

Seperti, posko darurat dibentuk untuk mengkoordinasikan semua kegiatan penanganan banjir.

Termasuk rapat evaluasi harian untuk memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi dan mempercepat pemulihan infrastruktur yang terdampak.

Bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dinas Kesehatan, dan instansi terkait lainnya untuk melakukan pemetaan masalah dan menentukan prioritas penanganan.

Membentuk tim reaksi cepat (TRC) yang bertugas untuk memantau dan mengawasi kondisi lapangan saat terjadi hujan atau banjir. Tim ini memastikan bahwa infrastruktur seperti drainase berfungsi dengan baik.

Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang prosedur penanggulangan banjir, serta melatih personel dalam penanganan situasi darurat.

Serta, pentingnya data akurat ditekankan untuk memudahkan penanganan dan menghindari disinformasi. Ini membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

Pemerintah distrik memiliki peran penting dalam mencegah banjir dan mengharapkan partisipasi aktif dari masyarakat.

Menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan di sungai atau saluran air.

“Partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat diperlukan untuk mencegah bencana banjir,” ujar Kepala Distrik Abepura, Silas Thom Rumbewas di Kantor Wali Kota Jayapura, Kamis (6/3/2025).

Terdapat anggaran khusus untuk penanganan banjir. Total anggaran yang dialokasikan mencapai Rp 300 miliar untuk infrastruktur.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *