Ilustrasi. (TIFAPOS/Adinda Venesia Runggamusi)
Oleh : Adinda Venesia Runggamusi
TIFAPOS.id HIV/AIDS tetap menjadi salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling mendesak di Papua, Indonesia.
Dengan prevalensi yang tinggi, terutama di kalangan generasi muda, masalah ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga pada stabilitas sosial dan ekonomi di kawasan.
Dalam konteks ASEAN Plus Three, kerjasama lintas negara sangat penting untuk mengatasi stigma dan meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS, yang merupakan langkah krusial Hdalam penanggulangan epidemi ini.
Stigma terhadap orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) di Papua sangat kuat, sering kali mengakibatkan diskriminasi dan pengucilan sosial.
Menurut penelitian oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stigma ini menghalangi banyak orang untuk mencari pengujian dan perawatan, yang pada gilirannya memperburuk penyebaran virus.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang HIV/AIDS harus menjadi prioritas utama dalam kerjasama ASEAN Plus Three.
Kerjasama antara negara-negara ASEAN dan mitra strategis seperti China, Jepang, dan Korea Selatan dapat memberikan platform untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik dalam penanganan HIV/AIDS.
Misalnya, program-program edukasi yang berhasil di negara-negara lain dapat diadaptasi dan diterapkan di Papua.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pendidikan yang efektif tentang HIV/AIDS dapat mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara penularan dan pencegahan.
Lebih jauh lagi, ASEAN Plus Three dapat berperan dalam mengembangkan kebijakan yang mendukung ODHA, termasuk akses yang lebih baik ke layanan kesehatan dan dukungan psikososial.
Dengan mengintegrasikan pendekatan kesehatan masyarakat yang komprehensif, negara-negara anggota dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi ODHA.
Sebagai contoh, inisiatif seperti ASEAN Health Sector Cooperation dapat diperkuat untuk fokus pada isu-isu kesehatan yang spesifik, termasuk HIV/AIDS.
Melalui kerjasama ini, negara-negara dapat bekerja sama dalam penelitian, pengembangan vaksin, dan penyuluhan masyarakat, yang semuanya penting untuk mengurangi angka infeksi dan meningkatkan kualitas hidup ODHA.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi semua pihak untuk bersatu dan berkomitmen dalam mengatasi stigma serta meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS.
Hanya dengan pendekatan yang kolaboratif dan inklusif, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat dan lebih aman bagi generasi mendatang di Papua dan seluruh kawasan ASEAN.
(Penulis adalah mahasiswa Jurusan Hubungan International Universitas Cenderawasih Jayapura)






