Home / Ragam Berita / Masyarakat Papua harus berterimakasih kepada Tri Rismaharini

Masyarakat Papua harus berterimakasih kepada Tri Rismaharini

Rumah bantuan Kementerian Sosial kepada warga Papua. (TIFAPOS/Ramah)

TIFAPOS.id – Kementerian Sosial Republik Indonesia melalui Tri Rismaharini sebagai menteri membantu masyarakat Papua khususnya di Kota Jayapura.

Salah satunya dengan menyediakan 72 unit rumah kepada korban gempa bumi di Kota Jayapura sebagai wujud kecintaan dan kepedulian Risma kepada masyarakat Papua.

“Kualitasnya (rumah) bagus. Sekarang kami proses air dan listrik (menggunakan tenaga surya),” ujar Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Komunikasi dan Media Massa, Don Rozano Sigit Prakoeswa di Jayapura, Senin (26/8/2024).

Atas bantuan rumah yang terletak di Kota Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura ini, Don menyampaikan Kementerian Sosial harus hadir membantu masyarakat Indonesia, apalagi saat terkena musibah akibat bencana alam.

“Kami harus hadir membantu warga Papua yang terkena bencana, kami membangun di sini (Koya Tengah) karena tidak mungkin membangun di tempat lama sehinga harus direlokasi,” ujarnya.

Mewakili menteri Risma, Don berharap warga yang menempati rumah bertipe 36 berdiri di atas lahan 2,6 hektar berkat hasil kerja sama Keuskupan Jayapura dapat dimanfaatkan secara optimal.

“Kami juga memberdayakan masyarakat (penerima bantuan) dengan berternak dan berkebun guna membantu meningkatkan perekonomian,” ujarnya.

Rumah bantuan Kementerian Sosial kepada warga Papua. (TIFAPOS/Ramah)

Komisi Perumahan dan Pertanahan Keuskupan Jayapura, Hilarius Warsita mengatakan penerima bantuan rumas berasal dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.

“Kami tidak sembarangan menempatkan begitu saja tapi diseleksi juga. Kami menyampaikan apresiasi dan berterima kasih kepada kemensos khususnya kepada ibu menteri Tri Rismaharini,” ujarnya.

Hilarius menjelaskan selain menyediakan tempat tinggal, tujuan menteri Risma adalah memberdayakan masyarakat Papua agar sejahtera terutama perekonomian.

“Kalau tidak produktif (kami) suruh pindah dan digantikan dengan orang lain, karena dalam penempatan rumah ada (surat) pernyataan. Bukan hanya orang Katolik tapi juga ditempati jemaat dominasi gereja lainnya,” ujarnya.

“Kami sebut sebagai “Rumah Pemberdayaan”. Kemensos sudah komunikasi dengan kami (pembangunan rumah). Pembangunannya lima bulan. Ketika terjadi bencana mereka (penerima bantuan) tinggal di rumah uskup,” sambungnya.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *