Home / Ragam Berita / Lempar topi ke atas pada penutupan MPLS SMPN 2 Jayapura

Lempar topi ke atas pada penutupan MPLS SMPN 2 Jayapura

TIFAPOS.id Pada penutupan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di jenjang SMP, ada tradisi yang cukup populer yaitu siswa melempar topi ke atas.

Hal itu dilakukan sebagai simbol berakhirnya masa pengenalan selama tiga hari dari tanggal 7 s.d 9 Juli 2025, dan sebagai bentuk kegembiraan serta kebersamaan siswa baru.

Kegiatan yang dilakukan di aula sekolah, Rabu (9/7/2025) mirip dengan prosesi wisuda di perguruan tinggi, yang menandai sebuah fase baru dalam perjalanan pendidikan siswa.

Topi sendiri dalam konteks akademik, seperti topi wisuda (mortarboard), adalah simbol dari usaha, kerja keras, dan komitmen yang telah ditempuh siswa selama proses belajar.

Oleh karena itu, melempar topi juga menjadi perayaan atas keberhasilan dan tanda dimulainya perjalanan baru dalam pendidikan atau kehidupan.

Contohnya di SMP Negeri 2 Jayapura, Kota Jayapura, Papua, peserta MPLS Tahun Pelajaran 2025/2026, para siswa baru yang berjumlah 352 melempar topi ke atas secara serentak.

Melempar topi ke atas dilakukan setelah acara resmi seperti sambutan penutupan oleh Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Rocky Bebena, S.Pd., M.Pd, dan penyerahan siswa dari orang tua kepada pihak sekolah.

Kegiatan ini juga menambah suasana meriah dan kebersamaan di antara siswa baru, orang tua, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tamu undangan yang hadir termasuk anggota DPRK Kota Jayapura dari Komisi D.

Tradisi siswa melempar topi saat penutupan MPLS berpengaruh positif terhadap suasana acara dengan menciptakan momen yang meriah, penuh kegembiraan, dan kebersamaan antar siswa.

Kegiatan simbolis seperti ini menambah kesan seru dan menyenangkan, sehingga membuat penutupan MPLS terasa lebih spesial dan berkesan bagi siswa baru.

Selain itu, tradisi ini juga berfungsi sebagai bentuk ekspresi rasa syukur dan semangat menyambut fase baru dalam pendidikan, yang meningkatkan rasa kebersamaan dan kekompakan antar siswa.

Suasana yang hangat dan penuh semangat ini membantu memperkuat ikatan sosial di lingkungan sekolah, sehingga siswa merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk belajar.

Tradisi melempar topi tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga berperan dalam membangun atmosfer positif dan mempererat hubungan antar siswa di akhir masa pengenalan sekolah.

Selain itu, bermakna simbolis dari lempar topi dalam konteks kegiatan sekolah adalah sebagai ungkapan pencapaian, kebebasan, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik dengan semangat dan cita-cita tinggi.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Rocky Bebena, S.Pd., M.Pd mengatakan, kegiatan ini juga mendukung aspek sosial-emosional siswa.

Terutama dalam pembentukan identitas diri, seperti rasa percaya diri, kemampuan mengelola emosi, dan interaksi positif dengan teman sebaya.

Dia juga mengatakan, tradisi ini memberikan pengalaman kolektif yang memperkuat ikatan sosial dan rasa memiliki kelompok, yang merupakan bagian penting dalam proses pembentukan jati diri siswa di lingkungan sekolah.

“Lempar topi bukan hanya ritual seremonial, melainkan juga sarana untuk menumbuhkan rasa bangga, percaya diri, dan identitas sosial yang sehat pada siswa, yang sangat penting dalam perkembangan karakter dan jati diri mereka,” ujar Rocky.

Kesempatan tersebut, Rocky mengatakan, suasana meriah selama kegiatan MPLS sangat berpengaruh positif terhadap semangat peserta.

Suasana yang penuh keceriaan dan kegembiraan membuat siswa merasa senang dan bersemangat mengikuti setiap rangkaian kegiatan MPLS.

Hal ini mendorong mereka untuk lebih aktif berpartisipasi dan belajar mengenal lingkungan sekolah dengan lebih baik.

Selain itu, MPLS menjadi pengalaman baru bagi siswa, sehingga bisa menimbulkan rasa gugup atau cemas. Suasana meriah yang hangat dan menyenangkan membantu mengurangi ketegangan tersebut, membuat siswa merasa lebih nyaman dan percaya diri.

Kegiatan yang meriah melibatkan interaksi dan kerja sama antar siswa. Ini memperkuat rasa persahabatan dan solidaritas, yang pada gilirannya meningkatkan semangat belajar dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan sekolah.

Suasana yang menyenangkan selama MPLS meninggalkan kesan positif yang kuat. Kenangan ini bisa menjadi motivasi tambahan bagi siswa untuk terus bersemangat dan berprestasi selama masa sekolah.

“Suasana meriah selama MPLS bukan hanya membuat acara lebih hidup, tetapi juga secara signifikan meningkatkan semangat, rasa percaya diri, dan kebersamaan siswa. Hal ini sangat penting untuk memulai perjalanan pendidikan mereka dengan penuh energi dan optimisme,” ujar Rocky.

Rocky berharap, MPLS jenjang SMP dapat membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah, mengenal guru, teman, serta budaya dan nilai-nilai sekolah sehingga mereka siap menjalani tahun ajaran dengan semangat dan percaya diri.

Nilai-nilai positif yang diperoleh selama MPLS dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, baik dalam aspek akademik maupun sosial, sehingga mereka menjadi generasi penerus yang berprestasi dan membawa perubahan positif bagi masyarakat.

Penutupan MPLS juga menjadi momen untuk menumbuhkan semangat kebersamaan, rasa saling menghargai, dan kerja sama antar siswa serta seluruh komponen sekolah, yang penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inspiratif.

Dia berperan agar siswa terus belajar dan berkembang, memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengembangkan potensi diri, serta menjaga kebersamaan yang telah terjalin selama MPLS.

“Penutupan MPLS sebagai tonggak awal yang penting dalam perjalanan pendidikan siswa, dengan harapan mereka dapat melanjutkan pembelajaran dengan penuh semangat, disiplin, dan rasa tanggung jawab,” ujar Rocky.

Kepala SMPN 2 Jayapura, Dorthea Carolien Enok, S.Pd mengapresiasi semangat dan partisipasi siswa selama kegiatan MPLS yang telah berjalan dengan sukses dan penuh keceriaan.

Kepala sekolah menyampaikan terima kasih kepada panitia, guru, dan semua pihak yang mendukung kelancaran acara.

Selain itu, MPLS mendorong siswa untuk menerapkan nilai-nilai positif yang diperoleh selama MPLS dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, seperti kedisiplinan, kerjasama, dan rasa tanggung jawab.

Sekolah sebagai tempat belajar dan berkembang dengan penuh semangat, memupuk rasa cinta terhadap lingkungan sekolah, dan membangun persahabatan yang harmonis dengan teman dan guru.

Siswa berani bermimpi besar dan berusaha meraih cita-cita, dengan dukungan penuh dari guru dan staf sekolah yang siap membimbing mereka.

Kebersamaan dan semangat yang telah terjalin selama MPLS dapat terus dipertahankan sebagai modal penting dalam perjalanan pendidikan mereka ke depan.

Kepala sekolah berharap agar siswa sukses dalam menempuh pendidikan dan menghadapi tantangan masa depan dengan optimisme dan tekad yang kuat.

“Saya berharap siswa dapat beradaptasi dengan baik, menerapkan nilai-nilai positif, terus bersemangat belajar, dan menjalin hubungan yang baik di lingkungan sekolah demi meraih prestasi dan masa depan yang cerah,” ujar Enok.

Terkait tema penutupan MPLS Tahun Pelajaran 202/2026 “Aku Siap Berkarakter, Tumbuh dalam Tantangan, dan Bersinar dalam Prestasi”, dikatakan Enok, frasa ini mencerminkan sikap dan semangat positif dalam menghadapi proses pendidikan dan pengembangan diri.

Ini juga menunjukkan kesiapan untuk membangun karakter yang kuat, berkembang melalui berbagai tantangan, serta mencapai prestasi yang gemilang.

Kalimat ini, lanjutnya, sangat relevan dalam konteks pendidikan yang menekankan pembentukan karakter dan keunikan siswa, seperti yang terdapat dalam kurikulum Merdeka yang fokus pada pengembangan potensi individu secara menyeluruh.

“Semangat seperti ini juga sejalan dengan komitmen untuk memperjuangkan pendidikan berkualitas dan mendukung program-program pendidikan yang mendorong siswa untuk terus belajar dan berprestasi,” ujar Enok.

 

(lrh)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *