Kepala BPMP Provinsi Papua, Dr. Junus Simangunsong, S.Si., M.T menyampaikan sambutan. (TIFAPOS.id/Istimewa)
TIFAPOS.id – BPMP (Balai Penjaminan Mutu Pendidikan) dan WVI (Wahana Visi Indonesia) berkolaborasi dalam memperkuat 7 kebiasaan anak Indonesia hebat.
Kolaborasi tersebut untuk memperkuat implementasi program tujuh kebiasaan pada anak-anak di Indonesia terutama di Papua, dengan program AKSI (anak kuat, sehat, dan bahagia).
Program ini bertujuan untuk membentuk karakter anak yang unggul dan berdaya saing melalui pengembangan kebiasaan-kebiasaan positif, melalui kegiatan bermain dan olahraga.
Kolaborasi antara BPMP dan WVI diimplementasikan melalui berbagai kegiatan, diantaranya pelatihan guru dan tenaga kependidikan tentang konsep dan implementasi program tujuh kebiasaan.
Pelatihan ini diadakan di Kabupaten Jayapura selama empat hari dari 18 s.d 21 Februari 2025, yang dikuti kepala sekolah, guru kelas, dan guru olahraga dari 11 Sekolah Dasar.
Adapun konsep dan implementasi program tujuh kebiasaan, seperti meningkatkan pemahaman dan penerapan tujuh kebiasaan pada anak-anak di berbagai jenjang pendidikan.
Meningkatkan kapasitas guru dan tenaga kependidikan dalam mengimplementasikan program tujuh kebiasaan di sekolah.
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk pengembangan karakter anak yang positif.
Serta, mendorong keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam mendukung pembentukan karakter anak yang unggul.
“Dengan kolaborasi ini, diharapkan anak-anak Papua dapat tumbuh menjadi pribadi yang unggul, berkarakter, dan berdaya saing,” ujar Kepala BPMP Provinsi Papua, Dr. Junus Simangunsong, S.Si., M.T dalam rilisnya, Rabu (19/2/2025)
Ia juga mengatakan, melalui program AKSI sehingga menjadikan anak-anak Papua mampu memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Ketua Tim Program AKSI WVI, Saskia Rosita Indasari, mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama menyukseskan program AKSI.
Ia berharap implementasi program AKSI sesuai konteks kearifan lokal, misalnya melalui kreasi permainan, tari tradisional, dan cerita dengan bahasa ibu.
“Program ini tercetus karena hasil riset yang dilakukan WVI pada 2022 menunjukkan hanya 52,8% anak Indonesia yang aktif bergerak minimal 60 menit per hari,” ujar Saskia.
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi FKIP Universitas Cenderawasih Jayapura, Heppy Hein Wainggai, S.Pd., M.Pd, berharap kekayaan alam dan budaya Papua dimanfaatkan untuk pembelajaran.
Ia juga berharap, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di satuan jenjang pendidikan untuk menggali permainan tradisional ke dalam pendidikan jasmani dan rekreasi seni.






