Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Dr. Eni Kusrini, S.Pd., M.Pd menyampaikan sambutannya. (TIFAPOS/La Ramah)
TIFAPOS.id Sebanyak 89 siswa jenjang sekolah dasar (SD) mengikuti Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) tingkat Kota Jayapura 2025.
Terdapat tujuh cabang lomba yang dipertandingkan, yaitu menggambar ekspresi, kriya, mendongeng, menulis, menyanyi solo, pantomim, tari.
Kegiatan yang berlangsung di SD YPPK Gembala Baik Abepura, Kota Jayapura, Papua, Selasa (17/6/2025), melibatkan enam juri dari Balai Bahasa, pengawas sekolah, dinas pendidikan, dan guru.
Tema FLS3N 2025 adalah “Ekspresi Seni, Inspirasi Negeri” dengan fokus khusus pada “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang meliputi kebiasaan positif, seperti bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.
FLS3N diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia untuk mengembangkan potensi peserta didik secara holistik.
Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Dr. Eni Kusrini, S.Pd., M.Pd, mengatakan ajang ini juga mendorong siswa untuk mengekspresikan bakat seni dan sastra secara positif serta menjalin persaudaraan antarpelajar.
“FLS3N penting untuk pengembangan generasi muda di Kota Jayapura, karena memberikan wadah untuk mengeksplorasi dan menunjukkan kemampuan mereka,” ujar Eni.
Dia juga mengatakan, FLS3N mengajarkan disiplin, kerja sama, ketekunan, dan meningkatkan kreativitas yang bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan.
Sebagai sarana membangun karakter melalui pengalaman bersaing secara sportif dan menerima hasil dengan bijak.
“Kompetisi seni tidak hanya mengembangkan bakat individu tetapi juga menjaga warisan budaya, membentuk karakter, dan mendukung pembangunan bangsa yang berbudaya dan berdaya saing,” ujar Eni.

Eni berharap, agar kegiatan ini dapat terlaksana secara tertib, terstandar, dan berkualitas di setiap cabang lomba, serta mampu menumbuhkan semangat berprestasi dan kecintaan terhadap seni budaya dalam diri siswa.
Selain itu, FLS3N dapat memberikan pengalaman berharga bagi siswa dalam belajar bekerja keras, mengekspresikan diri secara jujur dan kreatif, serta menjadi bagian dari pembinaan prestasi berkelanjutan menuju profil Pelajar Pancasila.
“Guru dan orang tua dapat terus mendampingi dan menumbuhkan semangat berkesenian dan literasi sejak dini agar lahir generasi emas yang cerdas dan berbudaya,” ujar Eni.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Rocky Bebena, S.Pd., M.Pd, berharap FLS3N perkuat hubungan antar sekolah dan mendorong semangat berprestasi di bidang seni dan sastra.
Menciptakan kesamaan persepsi dan koordinasi yang baik antara panitia, juri, guru, peserta, dan dinas pendidikan dalam pelaksanaan lomba.
“FLS3N menjadi wadah penguatan karakter dan pengembangan talenta seni siswa SD yang berkelanjutan dan bermakna bagi pendidikan,” ujar Kepala Rocky.
Rocky menambahkan, peran guru dan orang tua sangat penting dalam keberhasilan peserta FLS3N, karena berperan sebagai pembimbing dan pelatih yang mendampingi siswa secara intensif.
Serta, membantu mengasah bakat dan keterampilan seni sehingga siswa mampu tampil maksimal dalam kompetisi.
Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi motivator, sahabat, dan pemberi semangat yang membangun kepercayaan diri siswa sehingga mereka siap menghadapi tantangan lomba.
Guru membantu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan memberikan bimbingan teknis serta mental agar siswa dapat mengoptimalkan potensi terbaiknya.
Sementara, orang tua memotivasi dan dukungan emosional agar anak percaya serta menyediakan fasilitas dan kebutuhan pendukung lomba.
Keberhasilan siswa dalam FLS3N juga dipengaruhi oleh profesionalisme dan kesungguhan guru dalam membina serta mendukung peserta secara berkelanjutan.
“Guru dan orang tua adalah kunci sukses yang membimbing, memotivasi, dan mendukung peserta FLS3N secara menyeluruh sehingga mereka dapat meraih prestasi optimal,” ujar Rocky.
Kesempatan tersebut, Rocky menyampaikan pesan penting untuk peserta FLS3N, yaitu menjauhi narkoba, karena narkoba adalah zat berbahaya yang dapat merusak tubuh, pikiran, dan masa depan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi siswa SD/MI untuk menjauhi narkoba sejak dini, karena narkoba dapat menyebabkan penyakit serius dan gangguan mental.
Selain itu, penggunaan narkoba dapat membuat peserta didik sulit belajar dan meraih cita-cita.
Narkoba juga bisa membuat siswa terjerumus dalam masalah hukum dan kehilangan kepercayaan dari keluarga dan teman.
Untuk itu, Rocky menegaskan agar selalu katakan “tidak” jika ada yang menawarkan narkoba, bersama keluarga dan guru, diskusikan tentang bahaya narkoba.
Ikuti kegiatan positif di sekolah dan lingkungan, seperti olahraga, seni, dan kegiatan keagamaan, jaga pergaulan, bertemanlah dengan teman yang baik dan mendukung.
“Ingatlah, masa depan kalian ada di tangan kalian sendiri. Jauhi narkoba dan fokuslah pada belajar dan mengembangkan diri menjadi pribadi yang sehat, kuat, dan berkarakter,” ujar Rocky.

Rocky menekankan pencegahan narkoba sejak usia dini di sekolah dasar karena anak-anak pada usia tersebut sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan dan pergaulan yang salah, sehingga tanpa pemahaman yang cukup mereka mudah tergoda mencoba narkoba.
Edukasi anti-narkoba sejak dini berfungsi sebagai langkah preventif utama untuk menumbuhkan kesadaran kritis agar anak mampu membentengi diri dari bahaya narkoba dan mengambil keputusan yang bijak.
Selain itu, pendidikan sejak SD dapat mengurangi angka penyalahgunaan narkoba di masa depan dengan memberikan informasi yang cukup dan membangun imunitas terhadap ancaman narkoba.
“Pencegahan juga melibatkan peran keluarga dan guru sebagai pondasi utama dalam membentuk karakter dan pengawasan anak agar terhindar dari narkoba,” ujar Rocky.






