Salah satu pengunjung berbelanja di salah satu UMKM, dan membayar menggunakan QRIS. (TIFAPOS/La Ramah)
TIFAPOS.id Festival berperan sebagai wadah promosi, pemasaran, dan pengembangan ekonomi kreatif yang berdampak positif pada ekonomi lokal dan pemberdayaan komunitas.
Salah satunya melalui Festival Cenderawasih ke 2 Tahun 2025 yang diselenggarakan Kantor Bank Indonesia Perwakilan Papua bekerjasama dengan Pemda Papua.
Kegiatan yang berlangsung tanggal 13-15 Juni 2025 di eks Terminal PTC Entrop, Kota Jayapura, mengangkat tema “Mendorong Perekonomian Papua yang Berkelanjutan melalui Pengembangan UMKM, Pariwisata, Investasi, dan Digitalisasi”.
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Papua, Faturachman mengatakan festival tersebut dapat mengangkat potensi ekonomi lokal karena menampilkan bazar produk unggulan UMKM.
Sebanyak 40 UMKM binaan, mitra, dan unit usaha komunitas difabel dari berbagai sektor seperti kuliner, fashion, dan pariwisata.
“Kegiatan ini juga mengintegrasikan ekonomi dan keuangan syariah serta digitalisasi pembayaran, melalui QRIS untuk mendukung inklusivitas dan pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif,” ujar Faturachman di PTC Entrop, Kota Jayapura, Sabtu (14/6/2025).
Dia juga mengatakan Festival Cenderawasih ke 2, mampu meningkatkan potensi ekonomi lokal secara nyata karena banyaknya kunjungan yang datang, sehingga membuka peluang pasar baru bagi produk lokal untuk berdaya saing.
Memberikan kesempatan kepada pelaku UMKM dan pedagang lokal untuk menjual kerajinan tangan, kuliner, dan souvenir, yang berdampak langsung pada peningkatan omzet dan pendapatan mereka selama festival berlangsung.
Sarana promosi budaya dan potensi wisata desa atau daerah sehingga menarik minat wisatawan untuk berkunjung tidak hanya saat festival, tetapi juga di waktu lain, memperkuat ekonomi kreatif dan pariwisata berkelanjutan.
Mendorong kolaborasi multipihak antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha dalam mengembangkan produk lokal, pariwisata, dan budaya yang berkelanjutan, sehingga memperkuat ekosistem ekonomi lokal.
Pelestarian budaya dan tradisi yang menjadi daya tarik unik dan berbeda, meningkatkan kebanggaan masyarakat serta kesadaran generasi muda untuk terus mengembangkan potensi lokal.
“Festival ini memperlihatkan bagaimana seni, kerajinan, dan kuliner yang dipromosikan dalam festival dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperluas pasar ekonomi kreatif,” ujar Faturachman.
Dia juga mengatakan peran pemerintah daerah sangat besar dan krusial dalam keberhasilan dampak ekonomi festival tersebut, yaitu memastikan keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam perencanaan.
Serta, pelaksanaan, dan pemanfaatan ekonomi festival, sehingga manfaat ekonomi langsung dirasakan oleh pelaku UMKM dan komunitas setempat.
Pemerintah memberikan izin dan memastikan penyelenggaraan festival sesuai regulasi, menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan acara.
Aktif mempromosikan festival melalui jaringan nasional dan internasional, media, influencer, serta platform digital untuk meningkatkan daya tarik dan kunjungan wisatawan.
Selain itu, alokasi anggaran untuk sektor pariwisata, UMKM, dan ekonomi kreatif yang terkait festival, serta melakukan monitoring dan pendampingan agar anggaran digunakan efektif dan berkualitas.
Pemerintah bekerja sama dengan sektor swasta dalam pendanaan, inovasi, dan manajemen event, sehingga meningkatkan efisiensi, kualitas, dan dampak ekonomi festival secara keseluruhan.
Mendorong tumbuhnya lapangan kerja dan pengembangan industri kreatif yang berhubungan dengan festival, memperkuat ekonomi lokal secara berkelanjutan.
“Tanpa peran aktif dan dukungan pemerintah dalam regulasi, infrastruktur, pendanaan, promosi, dan kolaborasi, dampak ekonomi festival tidak akan optimal dan berkelanjutan,” ujar Faturachman.
Kesempatan tersebut, Faturachman menambahkan, Festival Cenderawasih mengintegrasikan ekonomi dan keuangan syariah serta digitalisasi pembayaran, melalui QRIS untuk mendukung inklusivitas dan pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
Selain sebagai platform pengembangan UMKM dan pariwisata, festival tersebut menyelaraskan berbagai kegiatan flagship Bank Indonesia.
Seperti, road to Indonesia syariah economic festival dan festival ekonomi digital Indonesia, menjadikannya kolaborasi harmonis untuk pengembangan ekonomi Papua
Selain itu, dalam Festival Cenderawasih 2025 juga ada sesi business matching pembiayaan dengan lembaga perbankan.
Kompetisi tematik yang melibatkan lomba ekonomi syariah, pariwisata, investasi, QRIS, dan edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah.
Talkshow dan edukasi berupa diskusi interaktif tentang perkembangan ekonomi, pariwisata, ekonomi syariah, digitalisasi sistem pembayaran, dan inklusi keuangan.
Festival budaya dan musik dengan penampilan tarian tradisional Papua, kuliner khas, produk tradisional, serta musisi dari Papua dan wilayah timur Indonesia.
Tahun ini juga ada tiga kegiatan baru unggulan, seperti sustainable tourism exhibition, yaitu edukasi dan promosi pariwisata berkelanjutan berbasis alam dan budaya Papua.
Syariah dan halal fair, yaitu penguatan ekosistem ekonomi syariah lokal melalui halal value chain dan akses keuangan syariah.
Inclusive economic growth atau pertumbuhan ekonomi berbasis kearifan lokal yang memberdayakan komunitas adat, penyandang disabilitas, dan pelaku ekonomi inklusif.
Selain itu, Festival Cenderawasih 2025 menjadi ajang kolaborasi berbagai stakeholder untuk menciptakan iklim investasi yang sehat.
Serta, memperkuat pertumbuhan ekonomi Papua secara menyeluruh sehingga festival berperan sebagai katalisator pengembangan UMKM dan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif di Papua.






