Home / Ragam Berita / Dr. Elia Waromi: Mari bersama menata masa depan pendidikan Papua yang lebih maju dan bermartabat

Dr. Elia Waromi: Mari bersama menata masa depan pendidikan Papua yang lebih maju dan bermartabat

Dr. Elia Waromi, S.Pd., M.Pd saat menjalani ujian terbuka Promosi Doktor Ilmu Sosial
Universitas Merdeka Malang, Jawa Timur. (TIFAPOS/Humas Pascasarjana Ilmu Sosial Unmer Malang)

TIFAPOS.id “Mari bersama menata masa depan pendidikan Papua yang lebih maju, bermartabat, dan berdaya saing di kancah nasional dan global”.

Hal itu disampaikan Dr. Elia Waromi, S.Pd., M.Pd dalam rilisnya di Malang, Jawa Timur, Sabtu (21/6/2025) usai mengikuti ujian terbuka Promosi Doktor Ilmu Sosial Universitas Merdeka Malang, Jumat (20/6/2025).

Menata masa depan pendidikan, dikatakan Dr. Waromi, berarti mempersiapkan sistem pendidikan yang mampu menghadapi tantangan zaman dan mendukung perkembangan individu serta masyarakat secara menyeluruh.

Selain itu, pendidikan berperan penting dalam membuka potensi individu, membentuk karakter, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta inovasi, sehingga siswa siap menghadapi dunia yang terus berubah.

Dia juga menekankan aspek penting dalam menata masa depan pendidikan, yaitu meningkatkan kualitas guru dan kepemimpinan pendidikan untuk menghadapi krisis dan perubahan, termasuk pengembangan profesional dan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran.

Konsistensi kebijakan pendidikan yang berkelanjutan dan berbasis data agar tidak berganti-ganti kurikulum setiap pergantian menteri, serta adanya Garis-Garis Besar Haluan Pendidikan Nasional yang jangka panjang.

Pengurangan ketimpangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan serta antar kelompok sosial ekonomi, agar pendidikan dapat dinikmati secara adil dan merata.

Peran aktif orang tua dan keluarga sebagai pendukung utama pendidikan di rumah, selain peran sekolah dan pemerintah.

Pengembangan karakter dan nilai moral sebagai bagian integral pendidikan, agar siswa tidak hanya cerdas secara akademis tapi juga beretika dan bertanggung jawab sosial.

Untuk itu, dikatakan Dr. Waromi, pendidikan adalah kunci utama untuk masa depan yang cerah dan berkelanjutan, guna mewujudkan generasi emas Papua ke depan yang lebih baik.

“Pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan inovatif, individu dapat menata masa depannya dengan bijaksana, memiliki kemampuan memecahkan masalah, dan berkontribusi dalam kemajuan bangsa dan negara,” ujar Dr. Waromi.

Dr. Elia Waromi, S.Pd., M.Pd saat menjalani ujian terbuka Promosi Doktor Ilmu Sosial
Universitas Merdeka Malang, Jawa Timur. (TIFAPOS/Humas Pascasarjana Ilmu Sosial Unmer Malang)

Dia juga mengatakan, pendidikan di era otonomi khusus, khususnya di Papua, mengalami perubahan signifikan dengan adanya kewenangan daerah dalam mengelola pendidikan dan alokasi dana khusus.

UU Otonomi Khusus Papua mengatur bahwa 30% dana otsus wajib dialokasikan untuk pendidikan, dengan tujuan meningkatkan akses dan mutu pendidikan di wilayah tersebut.

Diantaranya, pemerintah daerah bertanggung jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jalur dan jenjang, termasuk pembebasan biaya pendidikan untuk wajib belajar pendidikan dasar dan pengurangan biaya bagi peserta didik orang asli Papua.

Pelaksanaan otonomi pendidikan memberikan ruang bagi daerah untuk mengelola pendidikan sesuai dengan potensi dan kebutuhan lokal, termasuk penyesuaian kurikulum berbasis muatan lokal.

Namun, tantangan masih besar, terutama terkait rendahnya lama sekolah di beberapa kabupaten Papua yang masih sangat rendah, bahkan ada yang hanya setara kelas 1 SD.

Otonomi pendidikan juga menuntut adanya komitmen politik dan manajemen yang baik dari pemerintah daerah agar dana dan kebijakan dapat berdampak positif pada mutu pendidikan.

Otonomi khusus memberikan peluang untuk mendesentralisasi pengelolaan pendidikan sehingga lebih responsif terhadap kondisi lokal, tetapi juga menghadirkan tantangan dalam pelaksanaan dan pemerataan kualitas pendidikan di daerah-daerah yang masih tertinggal.

Hal itu tersebut selaras dengan disertasi Dr. Waromi saat mengikuti ujian terbuka Promosi Doktor Ilmu Sosial Universitas Merdeka Malang, dengan judul “Pendidikan di Era Otonomi Khusus: Studi tentang Peran Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005”.

Menurut Dr. Waromi, peran pemerintah daerah dalam menata masa depan pendidikan sangat krusial dan multifaset, seperti pengelolaan dan penyesuaian serta mengimplementasikan kebijakan pendidikan dari pemerintah pusat sesuai dengan kondisi.

Serta, kebutuhan, dan kemampuan daerah masing-masing, termasuk dalam situasi khusus. Pemerintah pusat juga menawarkan model pembelajaran yang relevan untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah.

Selain itu, dengan otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki kewenangan penuh mengelola pendidikan dasar dan menengah, termasuk rekrutmen guru, kepala sekolah, sistem evaluasi, dan pembinaan profesionalisme guru.

Hal ini memungkinkan mereka merancang strategi pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan lokal demi meningkatkan mutu dan pemerataan pendidikan.

Bertanggung jawab menyediakan infrastruktur pendidikan yang memadai, seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, serta akses teknologi dan internet untuk mendukung pembelajaran yang efektif, khususnya di daerah terpencil dan desa.

Mereka merekrut, melatih, dan meningkatkan kesejahteraan guru agar memiliki kompetensi tinggi dan motivasi yang baik dalam mengajar, sehingga kualitas pendidikan dapat terjaga dan meningkat.

Pemerintah daerah berperan strategis dalam mengakselerasi pelaksanaan kebijakan nasional seperti Merdeka Belajar dengan menyediakan sumber daya, melakukan sosialisasi, pengawasan, dan evaluasi agar program tersebut berjalan efektif di tingkat lokal.

Mendorong pemerataan dan kualitas pendidikan sebagai ujung tombak pelaksanaan kebijakan pendidikan yang merata dan efektif, menjamin akses pendidikan yang setara bagi seluruh lapisan masyarakat di wilayahnya, sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing.

“Masa depan pendidikan sangat bergantung pada komitmen dan peran aktif pemerintah daerah dalam mengelola, mengembangkan, dan mengawasi sistem pendidikan sesuai kebutuhan lokal demi menciptakan pendidikan yang berkualitas dan merata di seluruh Indonesia,” ujar Dr. Waromi.

Dr. Elia Waromi, S.Pd., M.Pd saat menjalani ujian terbuka Promosi Doktor Ilmu Sosial
Universitas Merdeka Malang, Jawa Timur. (TIFAPOS/Humas Pascasarjana Ilmu Sosial Unmer Malang)

Untuk itu, sebagai doktor di Ilmu Sosial, Dr. Waromi berkomitmen memajukan pendidikan dan memuliakan guru, termasuk pengangkatan guru honorer, perbaikan kurikulum, dan pembentukan karakter siswa.

Selain itu, kesetaraan pendidikan, memberikan penghormatan dan dukungan setara bagi peserta pendidikan nonformal dan formal, serta menolak diskriminasi jalur pendidikan.

Memperjuangkan pendidikan dengan inovasi dan tepat sasaran berupa peningkatan kualitas, pemerataan akses, penghormatan terhadap hak pendidik dan peserta didik, serta pengembangan karakter dan inovasi dalam pendidikan.

“Semua ini bertujuan membangun pendidikan yang inklusif, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan zaman demi masa depan bangsa khususnya di tanah Papua,” ujar Dr. Waromi.

Dr. Waromi yang juga mengemban amanah sebagai Ketua PGRI Papua berharap pendidikan mampu melahirkan generasi emas yang berkarakter keindonesiaan, mengenal ideologi negara, identitas nasional, dan keanekaragaman budaya daerah.

Pendidikan juga berperan strategis dalam mengatasi berbagai persoalan sosial dan lingkungan melalui kurikulum yang relevan.

Kurikulum yang lebih fleksibel dan fokus pada kompetensi literasi, numerasi, serta pembelajaran yang berpusat pada peserta didik diharapkan dapat mempercepat pemulihan pembelajaran pasca pandemi dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Pendidikan tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga nilai dan budaya, serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik agar mampu bertahan dan berkontribusi positif bagi bangsa dan dunia.

Tantangan utama seperti kesenjangan kualitas pendidikan antara perkotaan dan pedesaan, serta peningkatan kualitas guru, perlu diatasi dengan pelatihan, pengembangan profesional, dan pemanfaatan teknologi untuk akses pendidikan yang lebih inklusif.

Pendidikan juga diharapkan membentuk karakter yang kuat, nilai-nilai positif, dan spiritualitas, sehingga peserta didik dapat menjadi pribadi yang bertanggung jawab, kreatif, inovatif, serta mampu berpikir kritis dan mandiri.

“Pendidikan menjadi kunci utama untuk menata masa depan yang cerah dan bermakna, membantu generasi muda Papua dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan global dan membangun kehidupan yang lebih baik,” ujar Dr. Waromi.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *