Home / Ragam Berita / DPKD Kota Jayapura dorong pelestarian warisan budaya dan sejarah lokal

DPKD Kota Jayapura dorong pelestarian warisan budaya dan sejarah lokal

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Jayapura, Septinus Ireeuw, S.Sos menyampaikan sambutan pada sosialisasi naskah kuno dan koleksi langka di 10 kampung adat. (TIFAPOS/La Ramah)

 

Ringkasan Berita

• Melestarikan warisan budaya dan sejarah lokal.

• Potensi koleksi budaya dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan leluhur.

• Masyarakat adat dan generasi muda dapat mengenal dan menjaga dokumen serta benda sejarah dari kampung mereka.

 

DALAM upaya melestarikan warisan budaya dan sejarah lokal, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKD) Kota Jayapura menggelar sosialisasi naskah kuno dan koleksi langka di 10 kampung adat.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menggali potensi koleksi budaya serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan leluhur,” ujar pelaksana kegiatan sekaligus Sekretaris DPKD Kota Jayapura, Erix Merauje, S.E., M.Si

Sosialisasi yang digelar di Hotel Max One Jayapura, Kota Jayapura, Papua, pada Rabu, 8 Oktober 2025 diikuti perwakilan 10 kampung adat, dengan narasumber Kepala UPT Museum Uncen Jayapura yang juga seorang Kurator, Enrico Kondologit, S.Sos., M.Si.

Kurator memberikan paparan detail mengenai jenis-jenis naskah kuno dan koleksi langka yang dimiliki oleh masyarakat adat, metode pelestarian, serta fungsi koleksi langka tersebut dalam membangun identitas dan kebanggaan komunitas.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Jayapura, Septinus Ireeuw, S.Sos mengatakan bahwa naskah kuno dan koleksi langka merupakan jendela sejarah yang sangat bernilai.

Melalui sosialisasi ini, masyarakat adat diajak untuk memahami pentingnya menjaga dokumen dan benda-benda bersejarah ini agar tidak hilang atau rusak. Program ini sekaligus menjadi momentum untuk mendorong generasi muda lebih mengenal akar budayanya.

Kesepuluh kampung adat yang menjadi lokasi kegiatan antara lain Kampung Skouw, Kampung Enggros, Kampung Tobati, Kampung Nafri, Kampung Yoka, Kampung Holtekamp, Kampung Koya Koso, Kampung Kayo Batu, Kampung Kayo Pulau.

“Setiap kampung menyimpan naskah-naskah kuno dan benda koleksi langka yang beragam, mulai dari manuskrip, lukisan tradisional, alat musik kuno, hingga peralatan ritual adat,” ujar Ireeuw.

“Saya baru tahu banyak tentang sejarah dan budaya kampung saya dari naskah-naskah ini. Saya berharap masyarakat ikut menjaga dan melestarikan agar warisan ini tetap hidup untuk generasi berikutnya,” sambungnya.

Kegiatan ini juga melibatkan pelatihan sederhana tentang teknik konservasi naskah dan benda koleksi agar masyarakat mampu melakukan perawatan secara mandiri.

Sebelumnya, DPKD Kota Jayapura telah melakukan pendokumentasian naskah kuno dan koleksi langka yang tersebar di 10 kampung adat.

Pendokumentasian ini meliputi penelusuran, inventarisasi, identifikasi, verifikasi keaslian, dan sosialisasi agar masyarakat ikut berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya ini.

Selain sosialisasi, rencananya akan dilakukan pendataan digital naskah dan koleksi langka agar kelak bisa diakses secara lebih luas melalui platform daring.

Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Kota Jayapura yang membidangi pembangunan dan kesejahteraan rakyat, Ir. B. Widhi Hartanti mewakili Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, S.H., M.H mengharapkan keberadaan naskah kuno dan koleksi langka di kampung-kampung adat semakin terjaga dan menjadi sumber inspirasi untuk memperkuat identitas budaya Port Numbay (Kota Jayapura) di era modern.

“Program ini menegaskan komitmen pemerintah dan masyarakat adat untuk terus menjaga warisan leluhur demi masa depan yang berakar kuat pada kearifan lokal,” ujar Widhi.

 

(ldr)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *