Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Rocky Bebena, S.Pd., M.Pd menyampaikan sambutan pada kegiatan pelatihan matematika terapan berbasis kejujuran. (TIFAPOS/Istimewa)
TIFAPOS.id Melalui program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan vokasi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura berkolaborasi dengan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPMPV BMTI) Bandung, dengan menggelar pelatihan matematika terapan berbasis kejujuran.
Kegiatan yang berlangsung di aula SMKN 3 Teknologi dan Rekayasa Jayapura, Senin (11/8/2025) diikuti Angkatan Il Periode 4-16 Agustus 2025, dengan narasumber dari BBPPMPV BMTI Bandung.
Kepala Bidang SMA dan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Nur Jaya, S.Pd., M.KP mengatakan, kejujuran memiliki peran sentral dalam pendidikan kejuruan sebagai fondasi pembentukan karakter siswa yang bertanggung jawab, disiplin, dan dapat dipercaya.
Selain itu, pendidikan kejuruan tidak hanya menekankan keterampilan teknis tetapi juga integritas moral yang sangat penting untuk kesuksesan profesional dan sosial.
Guru berperan besar sebagai teladan dalam menanamkan nilai kejujuran melalui sikap, penerapan aturan yang adil, serta pemberian penghargaan dan konsekuensi yang tepat terhadap perilaku jujur atau tidak jujur.
Strategi seperti diskusi moral, simulasi, dan penguatan nilai kejujuran dalam kurikulum membantu siswa memahami dampak kejujuran dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.
Serta, lingkungan sekolah dan dukungan orang tua juga menjadi faktor kunci dalam menanamkan kejujuran.
Integrasi kejujuran dalam pendidikan kejuruan, siswa diharapkan tidak hanya mahir di bidang keahliannya tetapi juga memiliki sikap etis yang baik, yang mendukung keberhasilan karier dan kehidupan sosial mereka di masa depan.
“Peran kejujuran di pendidikan kejuruan adalah membangun integritas pribadi dan profesional, melatih perilaku etis yang menyertainya, serta menciptakan budaya pendidikan yang mendukung sikap jujur dan bertanggung jawab,” ujar Nur Jaya.
Dia juga mengatakan, pelatihan matematika terapan berbasis kejujuran berfokus pada mengintegrasikan konsep matematika dengan nilai-nilai karakter, termasuk kejujuran, melalui pendekatan pembelajaran yang jujur, teliti, dan taat asas.
Salah satu contoh pendekatan terkait adalah pelatihan yang menggabungkan pembelajaran matematika dengan nilai karakter seperti tanggung jawab, kerja sama, dan kejujuran melalui metode deep learning dan penggunaan teknologi pendidikan.
Pelatihan ini memberikan pemahaman konsep mendalam dan praktik langsung dalam merancang pembelajaran matematika yang tidak hanya kognitif tapi juga menanamkan karakter kejujuran pada peserta didik.
Pelatihan matematika terapan berbasis kejuruan (misalnya di SMK) juga menekankan pada eksplorasi matematika dalam konteks bidang teknik dan teknologi untuk memperkuat kompetensi dan pemahaman kurikulum serta nilai karakter seperti kejujuran.
Pelatihan tersebut melibatkan workshop dan simulasi mengajar yang menekankan pada integrasi nilai kejujuran, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media ajar yang memuat indikator nilai karakter.
Selain itu, pendampingan untuk menanamkan budaya pembelajaran yang jujur dan reflektif di lingkungan sekolah.
“Pelatihan matematika terapan berbasis kejujuran mengkombinasikan aspek teknis matematika dengan pendidikan karakter, mendorong integritas dan tanggung jawab dalam pendidikan matematika,” ujar Nur Jaya.
Dia juga mengatakan, pelatihan matematika terapan berbasis kejujuran dirancang untuk mengkontekstualisasikan konsep matematika dalam bidang teknologi/kejuruan sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter kejujuran dalam proses belajar-mengajar.
Nur Jaya berharap, pelatihan ini meningkatkan kompetensi profesional dan pedagogik guru, serta membantu mereka menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang mengintegrasikan nilai kejujuran, sehingga pengajaran matematika menjadi lebih bermakna dan berorientasi pada karakter.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Rocky Bebena, S.Pd., M.Pd berharap pelatihan ini tidak hanya menghasilkan guru yang kompeten secara teknis tetapi juga sebagai agen pembentukan karakter jujur dan bertanggung jawab di lingkungan pendidikan.
“Adanya pendampingan advokatif yang dapat mendukung perubahan positif dalam praktik pembelajaran sehingga guru mampu menginternalisasi dan mengajarkan nilai kejujuran secara konsisten, sekaligus memanfaatkan teknologi pendidikan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika,” ujar Rocky.
(lrh)






