Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Papua Sarles Brabar, S.E.,M.Si. (TIFAPOS /Ramah)
Jayapura (TIFAPOS) – Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Papua, berkolaborasi dalam program untuk mengatasi stunting melalui berbagai inisiatif.
Salah satunya adalah program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), yang menyediakan makanan bergizi bagi balita stunting dan ibu hamil, dengan fokus pada pemanfaatan bahan lokal.
Selain itu, BKKBN juga meluncurkan program makan bergizi gratis untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi risiko stunting, dengan keterlibatan tim pendamping keluarga di lapangan.
“Meningkatkan konsumsi pangan lokal dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi stunting pada anak,” ujar Kepala Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Papua Sarles Brabar, S.E.,M.Si di Pondok Pesantren Hidayatullah Holtekamp, Kota Jayapura, Jumat (3/1/2025).
Pangan lokal, seperti tempe, ikan, dan sayuran, menyediakan gizi seimbang yang penting untuk pertumbuhan anak.
Produk inovatif seperti food bar yang berbahan dasar pangan lokal juga dapat meningkatkan asupan gizi anak, karena praktis dan disukai.
Program pemerintah yang memfokuskan pada pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bertujuan menurunkan angka stunting di Indonesia khususnya di Papua.
“Dengan pemanfaatan pangan lokal, diharapkan status gizi anak dapat diperbaiki secara signifikan,” ujar Brabar.
BKKBN memastikan kualitas makanan bergizi melalui beberapa langkah strategis, yakni memastikan bahan pangan diperoleh dari sumber yang sehat dan higienis.
Serta menyimpan dan mengolahnya dengan cara yang menjaga kandungan gizi.
Selain itu, mengadakan demo memasak yang dipimpin oleh ahli gizi untuk mengedukasi masyarakat tentang cara memasak yang tepat dan pentingnya nutrisi seimbang.
Menyediakan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang memenuhi standar mikronutrien dan mengandung protein hewani untuk ibu dan bayi.
“Melalui pendekatan ini, BKKBN berupaya mencegah stunting secara efektif. Mulai 6 Januari program makan bergizi gratis,” ujar Brabar.
Kesempatan tersebut, Brabar berharap komitmen dari semua pihak guna menyiapkan generasi sehat dan berkualitas, apalagi kasus stunting di Papua berada di angka 28.6 persen.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada kolaborasi dan komitmen dari semua pihak agar bersama-sama mencegah dan menurunkan kasus stunting,” ujar Brabar.
“Harapannya menjadi contoh bagi provinsi Papua untuk mewujudkan pembangunan kesehatan manusia,” jelasnya.






