Pengawas Pembina SMP, Dra. Devlin M. Lolowang, M.Pd memantau pelaksanaan ANBK jenjang SMP di SMP Pembangunan V Waena. (TIFAPOS/La Ramah)
SEBANYAK 1.566 siswa dari 40 sekolah jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 2025.
Pengawas Pembina SMP, Dra. Devlin M. Lolowang, M.Pd mengatakan, ANBK sebagai evaluasi sistem pendidikan yang menggantikan Ujian Nasional.
Selain itu, sebagai alat pemetaan mutu pendidikan yang membantu sekolah dan pemerintah dalam mengevaluasi dan memperbaiki kualitas pembelajaran.
“Hasil ANBK tidak langsung memengaruhi nilai rapor atau kelulusan siswa, melainkan menjadi bahan refleksi untuk memperbaiki strategi pengajaran dan kurikulum ke depan dengan pendekatan yang lebih memahami konsep daripada sekadar hafalan,” ujar Devlin di SMP Pembangunan V Yapis Waena, Perumnas I, Senin, 25 Agustus 2025.
Dia juga mengatakan, pelaksanaan ANBK mendorong sekolah meningkatkan waktu pembelajaran dan program pengembangan literasi serta numerasi.
Sekolah juga terdorong mengadaptasi metode pengajaran yang lebih efektif dan memanfaatkan teknologi informasi dengan lebih baik.
Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pengembangan kurikulum yang lebih responsif terhadap kebutuhan meningkatkan kompetensi dasar siswa sesuai hasil analisis ANBK.
Selain itu, ANBK memberikan dorongan untuk memperkuat pembelajaran berbasis pemahaman, kritis, kreatif, dan kolaboratif, serta membantu menyesuaikan pengajaran sesuai dengan level kemampuan siswa di sekolah.
Kurikulum SMP secara bertahap diarahkan untuk fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran yang lebih holistik dan tepat sasaran berdasarkan data hasil ANBK.
“Hasil ANBK digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah masing-masing,” ujar Devlin.
“Jadi, SMP melaksanakan ANBK dengan tujuan evaluasi mutu pendidikan melalui asesmen literasi, numerasi, karakter, dan lingkungan belajar,” sambungnya.
Kepala Bidang SMP Disdikbud Kota Jayapura, Purnama Sinaga, S.Pd., M.M.Pd mengatakan, ANBK SMP untuk memetakan mutu pendidikan, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi dan numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Dia juga mengatakan, pelaksanaan ANBK dibagi dalam tiga tahap, yaitu simulasi, gladi bersih, dan pelaksanaan utama asesmen.
Untuk tahun 2025, pelaksanaan ANBK SMP dijadwalkan berlangsung dari tanggal 25 s.d 28 Agustus 2025, menggunakan sistem daring di laboratorium sekolah.
Diikuti oleh 45 siswa utama dan 5 siswa cadangan, yang diawasi oleh guru serta teknisi yang memastikan kelancaran dan integritas ujian.
Peserta ANBK adalah siswa kelas 8 yang dipilih secara acak berdasarkan data dari Dapodik dengan metode random sampling oleh sistem dari Kemendikbud.
“ANBK menitikberatkan pada pemetaan mutu pendidikan secara kolektif dan digunakan sebagai dasar perbaikan kebijakan pendidikan, pengembangan kurikulum, dan peningkatan kualitas guru serta sarana pembelajaran,” ujar Purnama.
Dia juga mengatakan, pelaksanaan ANBK sebelumnya menunjukkan bahwa asesmen berlangsung dalam sesi yang terorganisir dengan baik.
“Sekolah harus memastikan kesiapan perangkat, teknisi, proktor, serta validasi data peserta sebelum pelaksanaan asesmen utama,” ujar Purnama.
(rdn)






